Mencatat sejarah hidup seorang ulama adalah sebuah kebiasaan tokoh-tokoh masa lampau. Banyak manfaat dan faedah mencatat dan memperdengarkan kisah ulama. Diantaranya sebagai syi‟ar agama, bahwa agama Islam disebarkan melalui perjuangan ulama- ulama dari generasi ke generasi setelahnya. Dalam agama Islam jelas bahwa kehadiran ulama merupakan pewaris Nabi. Mengisahkan tentang pewaris Nabi tentu dalam usaha mengingat kembali ajaran Islam, dalam rangka membaliakkan siriah ka ganggangnyo, pinang ka tampuaknyo. Itu semua agar semangat beragama kembali terpupuk, terutama bagi generasi penerus.
Beranjak dari inilah Pemerintahan Nagari Barulak melaksanakan kegaiatan menggali kembali sejarah Ulama Besar Minangkabau yang makamnya berada di Nagari Barulak yaitu Syaikh Muhammad Tahir salah satu ulama yang memiliki reputasi penting, namun tidak begitu banyak catatannya dijumpai. Tokoh ini tercatat dalam laporan Belanda, namanya disebut oleh ulama-ulama dari generasi setelahnya, dan terekam dalam beberapa kitab. Upaya penelusuran mengenai sosok dan ketokohannya penting, bukan hanya dalam rangka memenuhi anjuran syarak, namun untuk langkah awal pelajaran dan pengajaran bagi generasi saat ini tentang sosok saleh dari Nagari Barulak ini.
Dalam kesempatan ini Pemerintahan Nagari mengundang Tokoh Adat, Tokoh Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang dan seluruh unsur yang ada di Nagari Barulak dengan mendatangkan Pemateri Buya APRIA PUTRA , MA Dosen Filologi dari UIN Bukittinggi.